Teori Nilai Objektif
1. 1. Teori nilai pasar (Humme dan Locke), Nilai suatu barang sangat tergantung pada permintaan dan penawaran barang di pasar.
2. 2. Teori nilai biaya produksi (Adam Smith), Nilai seatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.
3. 3. Teori nilai tenaga kerja (David Ricardo), Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
4. 4. Teori nilai biaya reproduksi (Carey), Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kembali (biaya reproduksi). Sebab untuk menentukan nilai suatu barang tidak berpangkal pada produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang.
5. 5. Teori nilai kerja rata-rata atau Teori nilai lebih (Karl Marx), Tenaga kerja mempunyai nilai tukar dan nilai pakai bagi pengusaha. Pengusaha harus membayar nilai tukarnya untuk mendapatkan nilai pakainya. Kelebihan nilai pakai atas nilai tukiar ini disebut nilai lebih.
6. Teori nilai Subjektif
1. 1. Herman Henrich Gossen (1854), Hukum Gossen I, yaitu hukum kepuasan yang semakin berkurang (Law of diminishing utility), yang berbunyi : ” Jika suatu kebutuhan dipenuhi terus menerus , maka kenikmatanya makin lama makin berkurang, sehingga akhirnya daicapai rasa kepuasan”. Hukum Gossen II, yaitu hukum perata nilai batas atau Law of Marginal utility, yang berbunyi : ”Manusia akan berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas yang sama.”
2. 2. Karl Manger (Teori nilai Austria), Karl Manger melanjutkan penelitiannya berdasarkan Hukum Gossen dengan membuat daftar kebutuhan konsumen, sehingga konsumen akan membagi pendapatannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai mencapai tingkat intensitas yang harmonis.
3. 3. Von Bohm Bawerk (Teori nilai batas), Nilai batas bawah yang diberikan kepada barang yang dimilikinya paling akhir atau nilai pemuasan yang paling akhir.
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut :
1. 1. Secara Ektensif : dengan cara menambah jumlah faktor produksinya.
2. 2. Secara Intensif : dengan cara meningkatkan produktivitas setiap faktor produksi.
3. 3. Rasionalisasi : dengan cara mengeluarkan kebijaksanaan yang rasional yang mengarah pada mekanisasi, standarisasi, spesialisasi (pembagian kerja), dan menempatkan pekerja pada tempat yang sebenarnya (the right man on the right place).